Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur - Munculnya Negara Tradisional (Kerajaan) bercorak Hindu-Buddha di Indonesia

 


Perkembangan agama Hindu-Buddha selama beradab-abad di Indonesia telah meninggalkan berbagai peninggalan, seperti sistem politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Salah satu bentuk peninggalan sistem politik masa penyebaran agama Hindu-Buddha adalah berdirinya berbagai kerajaan Hindu-Buddha. Agar Anda mampu mengidentifikasi perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, cermatilah materi berikut ini.

6. Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur 

Kerajaan baru yang dipindahkan Mpu Sindok dari Jawa Tengah ke Jawa Timur tetap bernama Mataram. Hal tersebut disebutkan dalam Prasasti Paradah (943 M) dan Prasasti Anjukladang (973 M). Letak kerajaannya tidak ada sumber sejarah yang menyebutkannya secara pasti. Berdasarkan Prasasti Paradah dan Prasasti Anjukladang disebutkan bahwa ibukota Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur adalah Watugaluh. Kemungkinan ibukota itu berada di desa Watugaluh sekarang, dekat Jombang di tepi Sungai Brantas. Namun berdasarkan Prasasti Tatyyan (929 M), Ibukota Mataram Kuno Jawa Timur adalah Tamwlang yang diperkirakan berada di Jombang, Jawa Timur.

a. Kehidupan politik 

Silsilah raja yang pernah memerintah Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur, antara lain Mpu Sindok (929 - 947), Sri Isanatunggawijaya, Dharmawangsa (991-1016), Airlangga

b. Aspek Kehidupan Sosial dan Ekonomi 

Pada pemerintahan Dharmawangsa, pembangunan dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membangun saluran irigasi dan memperbaiki tanggul Sungai Brantas di Waringin Sapta, pelabuhan Hujung Galuh, dan Kembang Putih di Tuban untuk memperlancar pelayaran dan perdagangan laut dengan dunia luar. Misalnya, dengan India, Burma, dan Campa.

c. Kehidupan kebudayaan 

Kehidupan keagamaan pada masa pemerintahan Airlangga maju dengan pendirian tempat pemujaan dan pertapaan. Pada masa itu telah dihasilkan karya sastra dengan judul Arjuna Wiwaha yang ditulis oleh Mpu Kanwa yang berisi kisah Raja Airlangga yang dianggap sebagai Arjuna. Agama yang berkembang pada saat itu adalah Hindu Aliran Wisnu atau Waisnawa sehingga Airlangga dianggap sebagai titisan Dewa Wisnu.

d. Kemunduran Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur 

Pada waktu Airlangga memutuskan untuk mundur sebagai raja dan memilih untuk menjadi pertapa dengan nama Resi Gentayu (Jatindra), pewaris takhta seharusnya adalah putri Airlangga yang lahir dari permaisuri, yakni Sri Sanggramawijaya Tungga Dewi. Karena Sanggramawijaya juga memilih hidup menjadi pertapa (Ratu Giri Putri), takhta beralih kepada putra Airlangga yang berjumlah dua orang dari selir. Untuk mencegah kemungkinan perang saudara, Airlangga memerintahkan Mpu Bharada, seorang petinggi istana, membagi Medang Kamulan menjadi dua, yaitu Panjalu (disebut juga Kediri) dan Jenggala. Panjalu diberikan kepada Samarawijaya dengan Ibu Kota Daha, sementara Jenggala diberikan kepada Mapanji Garasakan dengan ibu kota Kahuripan. Wilayah Jenggala meliputi hampir sebagian Jawa Timur, wilayah Kediri (Panjalu) mencakup Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah.

 

Post a Comment for "Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur - Munculnya Negara Tradisional (Kerajaan) bercorak Hindu-Buddha di Indonesia"