Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Materi C : Islam Masuk Istana Raja - Part 4


 

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Materi : Bab 4 - Islamisasi dan Silang Budaya Nusantara

 

Bagian C - Islam Masuk Istana Raja

Dengan persebaran Islam di seluruh Nusantara sekitara 1300 - 1650 M, konsep baru kerajaan Islam di Indonesia mulai merebak. Mulai dari Sumatra, Jawa, dan kemudian di daerah-daerah lainnya, kerajaan-kerajaan Islam mulai berdiri dan menjalankan segala aktivitasnya.

1. Kerajaan Islam di Sulawesi 

Proses islamisasi di Sulawesi Selatan dilakukan para ulama yang disebut Dato Tallu (Tiga Dato), yaitu Dato'Ri Bandang (Abdul Makmur atau Khatib Tunggal). Dato' Ri Pattimang (Dato' Sulaemana atau Khatib Sulung), dan Dato' Ri Tiro (Abdul Jawad alias Khatib Bungsu). Ketiganya bersaudara dan berasal dari Kolo Tengah Minangkabau. Para ulama itulah yang mengislamkan Raja Luwu, yaitu Dato' La Patiware' Daeng Parabung dengan gelar Sultan Muhammad pada 15-6 Ramadhan 1013 H (4-5 Februari 1605 M).

Proses islamisasi kemudian menyentuh Kerajaan Gowa dan Talllo. Raja Tallo, yaitu Karaeng Matoaya yang merangkap menjadi Mangkubumi Kerajaan Gowa mengucapkan syahadat pada Jumat sore, 9 Jumadil Awal 1014 Hatau 22 September 1605 M. Ia kemudian mengambil gelar Sultan Abdullah dengan julukan Awalul Islam.

Selanjutnya Raja Gowa pertama, Manga' rangi Daeng Manrabbia juga masuk Islam dengan mengucapkan Syahadat pada Jumat, 19 Rajab 1016 H atau 9 November 1607 M. Daeng Manrabia bergelar Sultan Alaudin. Dwitunggal Alaudin dan Abdullah sangat giat melakukan penyebaran agama Islam kepada rakyat mereka dan juga memperluas daerah kerajaan.

Kerajaan Makassar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653-1669). Pada masa pemerintahannya, Makassar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan menguasai Ruwu, Wajo, Soppeng, Bone, dan meluas sampai ke Nusa Tenggara Barat. Dengan demikian, seluruh jalur perdagangan di Indonesia Timur dapat dikuasai Makassar. Demi mengatur perdagangan di wilayah kerajaannya maka Makassar memiliki hukum perdagangan yang disebut Ade Alloping Bicaranna Pabbahite.

Sultan Hasannudin terkenal sebagai raja yang sangat antidominasi asing. Ia menentang kehadiran dan monopoli yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Oleh karena itu, hubungan antara Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalangi oleh adanya Kerajaan Makassar. Dengan kondisi tersebut maka timbul pertentangan Sultan Hasannudin deng Voc, bahkan menyebabkan terjadinya peperangan. Peperangan tersebut terjadi di daerah Maluku.

Dalam peperangan melawan Voc, Sultan Hasannudin memimpin sendiri pasukannya untuk memporakporandakan pasukan VOC di Maluku. Akibatnya, kedudukan VOC makin terdesak Atas keberanian Sultan Hasannudin tersebut maka Belanda memberikan julukan kepadanya sebagai Ayam Jantan dari Timur,  VOC berupaya mengakhiri peperangannya dengan Makassar dengan melakukan politik adu dombo antara Makassar dan kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makassar) Raja Bone, yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makassar mengadakan persetujuan dengan VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makassar. Itu sebabnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Akibat Makassar. Secara terpaksa Kerajaan Makassar harus mengakui persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibu kota Kerajaan menandatangani Penanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu sangat merugikan Kerajaan Makassar. Isi dari Perjanjian Bongaya, antara lain VOC memperoleh hak monopoli perdagangan di Makassar: Voc dapat mendirikan benteng

Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone. Walaupun perjanjian telah diadakan perlawanan Makassar terhadap VOC tetap berlangsung. Bahkan, pengganti dari Sultan Hasanudin, menghadapi perlawanan rakyat Makassar, VOC mengerahkan pasukannya secara besar yaitu Mapasomba (putra Hasannudin) meneruskan perlawanan melawan VOC Untuk besaran. Akhirnya Belanda dapat menguasai sepenuhnya Kerajaan Makassar.

Lanjut ke Part 5 : https://www.perangkatrpp.com/2021/04/materi-c-islam-masuk-istana-raja-part-5.html

Post a Comment for "Materi C : Islam Masuk Istana Raja - Part 4"