Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Materi C : Islam Masuk Istana Raja - Part 6


 

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Materi : Bab 4 - Islamisasi dan Silang Budaya Nusantara

 

Bagian C - Islam Masuk Istana Raja

Dengan persebaran Islam di seluruh Nusantara sekitara 1300 - 1650 M, konsep baru kerajaan Islam di Indonesia mulai merebak. Mulai dari Sumatra, Jawa, dan kemudian di daerah-daerah lainnya, kerajaan-kerajaan Islam mulai berdiri dan menjalankan segala aktivitasnya.

1. Kerajaan Islam di Papua 

Sejarah masuknya Islam di kepulauan Papua sama halnya dengan sejarah masuknya Islam di kota-kola yang ada di Nusantara, dan rata-rata melalui jalur perdagangan. Karena dunia pua yang strategis menjadikan wilayah ini pada masa lampau menjadi perhatian galie parat, maupun para pedagang lokal Indonesia sendiri. Daerah ini kaya akan barang nan atau lambang yang tak temilai harganya dan kekayaan rempah-rempah séhingga daerah ini menjadi incaran para pedagang. Karena kandungan mineral dan kekayaan rempah-rempah maka terjadi hubungan politik Dan perdagangan antara kepulauan Raja Ampat dan Fakfak dengan pusat kerajaan Termate dan hdore, sehingga banyak pedagang datang untuk memburu dagangan di daerah tersebut. Tanah Papua secara geografis terletak pada daerah pinggiran Islam di Nusantara, sehingga Islam di Papua luput dari kajian para sejarahwan lokal maupun asing, kedatangan Islam di tanah Papua juga masih terjadi silang pendapat di antara pemerhati, peneliti maupun para keturunan raja-raja di Raja Ampat-Sorong, Fakfak, Kaimana dan Teluk Bintuni-Manokwari, di antara mereka saling mengklaim bahwa Islam lebih awal datang ke daerahnya yang hanya dibuktikan dengan tradisi lisan tanpa didukung dengan bukti-bukti tertulis maupun bukti-bukti arkelogis. Masuknya Islam di Papua diyakini telah ada sebelum agama Nasrani masuk. Namun hingga saat ini belum ditentukan secara persis kapan hal itu terjadi. Saksi bisu sejarah itu adalah Masjid Patimburak di Distrik Kokas, Fakfak. Masjid ini dibangun oleh Raja Wertuer I bernama kecil Semempe. Sejumlah seminar yang pernah digelar seperti di Aceh pada tahun 1994, termasuk yang dilangsungkan di ibukota provinsi Kabupaten Fakfak dan di Jayapura pada tahun 1997, belum menemukan kesepakatan itu. Fakfak menandai hadirnya islam di tanah Papua sejak tahun 1700 Berdasarkan bukti sejarah terdapat sejumlah kerajaan-kerajaan Islam di Papua, yakni: 1) Kerajaan Waigeo; 2) Kerajaan Misool; 3) Kerajaan Salawati; 4) Kerajaan Sailolof. 5) Kerajaan Fatagar: 6) Kerajaan Rumbati (terdiri dar Kerajaan Atiati, Sekar, Patipi, Arguni, dan Wertuar); 7) Kerajaan Kowiai (Namatota); 8) Kerajaan Aiduma; dan 9) Kerajaan Kaimana.

Sejarah masuknya agama islam di Pulau Papua dan proses penyebaran awal di tengah-tengah masyarakat Papua memiliki penafsiran yang berbeda-beda. Artinya, hingga saat ini belum terdapat kesepakatan di kalangan ahli sejarah menyangkut kapan waktu pertama kali Islam hadir di PMlau Papua, dari mana Islam datang, dan bagaimana proses penyebarannya. Hal ini menandakan bahwa kajian sejarah islam di Papua masih di luar jangkauan dan penelitian para ahli sejarah. Akan tetapi, dapat sedikit disimpulkan bahwa penyebaran agama Islam di Papua itu tidak terlepas dari penyebaran Islam di daerah-daerah fain, seperti Kerajaan Bacan yang memiliki kekuasaan yang cukup luas di Maluku. Dipeluknya Islam oleh masyarakat Papua, terutama di daerah pesisir barat pada abad Pertengahan tidak lepas dari pengaruh kerajaan-kerajaan Islam di Maluku (Bacan, fernate, dan Tidore) yang semakin kuat dan sekaligus kawasan tersebut merupakan jalur perdagangan rempah-rempah (silk road) di dunia. Sebagaimana ditulis sumber-sumber Barat, Tome Pires yang pernah mengunjungi Nusantara pada kurun waktu tahun 1512-1515 M dan Antonio Pegafetta yang tiba di Tidore pada tahun 1521 M mengatakan bahwa Islam telan berada di Maluku dan raja pertama masuk Islam 50 tahun yang lalu (berarti kurun waktu 1460-1465). Proses masuknya Islam ke Indonesia tidak dilakukan dengan kekerasan atau kekuatan militer. Penyebaran Islam tersebut dilakukan secara damai dan berangsur-angsur melalui beberapa jalur, di antaranya jalur perdagangan, perkawinan, dan pendirian lembaga pendidikan pesantren. Akan tetapi, jalur yang paling utama dalam proses islamisasi di Nusantara ini melalui jalur perdagangan dan pada akhirnya melalui jalur ini pula, Islam kemudian semakin dikenal di tengah masyarakat Papua. Kala itu penyebaran Islam masih relatif terbatas hanya di sekitar kota-kota pelabuhan. Para pedagang dan ulama menjadi guru-guru yang sangat besar pengaruhnya di tempat-tempat baru itu.


 

Lanjut ke Part 7 : https://www.perangkatrpp.com/2021/03/materi-c-islam-masuk-istana-raja-part-7.html

Post a Comment for "Materi C : Islam Masuk Istana Raja - Part 6"